Selasa, 02 September 2014

Rahasia Nama "Abu Lahab" Dalam Al-Quran


Para penentang dakwah Rasulullah di awal-awal masa kenabian jumlahnya sangat banyak. Namun hanya satu orang saja yang namanya disebut dalam Al-Qur’an, yaitu Abu Lahab. Bahkan namanya diabadikan menjadi nama salah satu surat, yaitu surat Al-Lahab.
Jika dilihat dari sisi tindak kejahatannya, sungguh banyak tokoh musyrik Quraisy yang lebih jahat daripada Abu Lahab. Misalnya Abu Jahal, dialah tokoh musyrikin yang telah membunuh dua sahabat Nabi, yakni Yasir dan Sumayyah. Bahkan Abu Jahal juga nyaris membunuh anak Yasir yang bernama Ammar, kalau saja ia tidak memenuhi keinginan gembong musyrikin itu untuk mengucapkan kata-kata kekufuran karena tidak tahan atas penyiksaan yang diterimanya.
Tokoh lain yang tak kalah jahatnya adalah Umayyah bin Khalaf yang menyiksa Bilal. Ada pula Walid bin Mughirah, dan lain-lain. Tetapi mengapa hanya Abu Lahab yang disebutkan namanya dalam Al-Qur’an? Padahal dalam catatan sejarah tidak pernah disebutkan ada seorang sahabat yang menjadi korban penyiksaannya.
Ternyata, bentuk kejahatan yang dilakukan oleh Abu Lahab adalah berupa PERANG OPINI, pengalihan isue dan pemutarbalikan fakta. Dan ini lebih dahsyat dari pembunuhan!
Suatu kali Rasulullah berdiri di atas bukit untuk mendakwahi kaumnya, diawali dengan pengkondisian untuk menggiring kaumnya agar meyakini kebenaran yang disampaikannya dengan pertanyaan, “Bagaimana sekiranya kalau aku mengabarkan kepada kalian, bahwa musuh di balik bukit ini akan segera menyergap kalian, apakah kalian akan membenarkanku?”
Mereka menjawab, “Ya, kami membenarkannya karena tidak pernah satu kali pun kami mendapatkan kamu berdusta.”
Beliau bersabda lagi, “Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan bagi kalian. Sesungguhnya di hadapanku akan ada adzab yang pedih.”
Saat itu Abu Lahab pun berkata, “Apakah untuk tujuan ini kamu mengumpulkan kami? Sungguh kecelakaan bagimu.”
Akibat lontaran tersebut, maka buyarlah suasana yang telah dikondisikan Rasulullah tersebut, sehingga pada waktu itu tidak ada satu pun yang menyambut ajakannya. (Agus Dwianto)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar