Rabu, 05 Oktober 2011

Mungkin Memang Sebaiknya KPK Dibubarkan Saja

OPINI | 05 October 2011 | 00:14
http://politik.kompasiana.com/2011/10/05/mungkin-memang-sebaiknya-kpk-dibubarkan-saja/

Kembali di negeri kita yang sering heboh ini. Menghadirkan drama baru. Tentang sebuah pernyataan kontroversial dari seorang anggota DPR dari PKS bernama Fahri Hamzah yang menginginkan KPK di bubarkan. Lucunya walau ini hanyalah sebuah pernyataan spontan, tapi oleh beberapa fihak dianggap sebagai wacana. Sehingga partainya sibuk membuat klarifikasi. Dan banyak fihak mengambil kesempatan untuk tampil dengan berbagai tujuan. baik politis atau sekedar mencari popularitas.
Kalau kita fokus ke pernyataan Fahri yang 1 kalimat itu. Kedengarannya memang keterlaluan.Tapi kalau kita juga mau mendengar argumen - argumen yang melatar belakangi pernyataannya . Mungkin malah banyak yang balik setuju sama Fahri. KPK di bentuk , tujuan utamanya untuk memberantas korupsi bukan menangkap koruptor. Kalau sekedar menangkap koruptor polisi dan jaksa juga bisa. Walau kemudian lebih banyak yang dilepasin. Karena dalam soal begitu Polisi dan jaksa memang payah.
KPK hadir dengan tujuan untuk pembenahan sistem bukan semata nangkapin orang. dan nyatanya 10 tahun KPK berjalan koruptor tetap saja melenggang dengan manisnya. Sehingga wajar bila ada suara sumbang yang mengatakan , bahwa KPK menangkap koruptor hanya untuk pamer. Membidik orang - orang tertentu, kebanyakan anggota dewan agar bisa meraup atensi media. Juga biar dibilang kerja apalagi media dan rakyat segitu bencinya pada DPR. Dan KPK memanfaatkan faktor emosional itu. Penanganan KPK terlihat cenderung tebang pilih. Buktinya kasus century tidak diperdulikan samasekali. Lalu banyaknya kader - kader bermasalah dari partai penguasa juga tidak dihubris.Karena kelihatannya takut berhadapan dengan kekuasaan.
Inilah yang membuat banyak orang kecewa. Apalagi melihat sasaran KPK yang selalu di legislatif. Padahal semua tahu korupsi paling banyak itu di eksekutif. Karena yang pegang duit itu eksekutif. Memang legislatif juga banyak yang korup, tapi dapat dipastikan eksekutif lebih banyak. Tapi lucunya legislatif yang lebih jadi sasaran tembak. Wajar DPR gerah, sebenarnya ada apa ini ?
Kembali soal Fahri. Bangsa ini sepertinya memang bangsa yang emosional. Mudah sekali dibikin panas. Dan jarang yang mau berpikir positif dulu. Apalagi kalo banyak fihak licik yang mau ikut - ikutan cari muka agar bisa ikut masuk dalam pusaran sensasi. Jadi provokator dan lain - lain. Intinya bisa ikut dapat perhatian.
Sebenarnya si Fahri itu mungkin saja mau bilang,” KPK sebaiknya kerja yang bener, kalo tidak dibubarkan saja dan ganti formula yang baru. karena dari sepak terjangnya KPK sama sekali tidak bisa dibilang berhasil”.
Apa yang tidak dimiliki KPK sebagai sebuah lembaga yang disebut - sebut superbody. Mereka sungguh - sungguh bikin iri lembaga penegak hukum yang lain. Lembaganya sekecil cecak tapi kekuatannya seperti buaya kata Susno Duaji. sedang kepolisian sebaliknya.
KPK punya undang - undang sendiri. Punya pengadilan sendiri. Anggarannya besar. Fasilitasnya hebat, termasuk boleh menyadap sesuka hati. Dukungan politik yang kuat dari Pemerintah dan DPR. Dukungan moral dari masyarakat. Belum back - up dari LSM dan media yang luar biasa. Jadi KPK punya segalanya untuk sukses. Tapi nyatanya ? Korupsi tak kurang - kurang. Malah mungkin makin parah.
Sekarang bila ditanya . Apa tolak ukur keberhasilan KPK ? Maka jawaban nya adalah KPK dibubarkan. Puncak kesuksesan KPK adalah bila lembaga ini tidak diperlukan lagi. Kalo KPK makin besar makin gagallah KPK. KPK dibuat sebagai lembaga supervisi untuk polisi dan jaksa. Makanya KPK berisi gabungan orang - orang terbaik dari kedua lembaga itu. Selama ini Kepolisian dan Kejaksaan dianggap gagal dalam penanganan masalah korupsi. Dan tugas KPK membuat kedua lembaga itu bisa bekerja dengan baik di masa depan. Dan saat kedua lembaga itu running well, maka KPK boleh dibilang sukses. Artinya tak diperlukan lagi dan ujung - ujungnya tentu dibubarkan. Namanya juga lembaga Ad - Hoc.
Analoginya seperti ini. Ada dua orang anak bernama Polisi dan Jaksa yang tidak becus menjalankan tugasnya di sekolah. Oleh orang tuanya sepasang suami istri. si Suami bernama pemerintah dan istrinya bernama DPR. Dan keluarga mereka di sebut negara. Lalu keluarga (negara) itu menghadirkan seorang pengasuh yang bernama KPK. Nah, selama 10 tahun bekerja. Kedua anak itu tetap saja gak becus. Apakah si pengasuh bisa dibilang sukses ? Kan wajar bila orang tua senewen dan ingin mengganti si pengasuh.
Ironis nya si pengasuh malah minta naik gaji. Ingat KPK pernah minta agar lembaga itu diperbesar sampai ke daerah - daerah. Padahal kedua anak yang di asuh mengerjakan PR pun belum bisa. Dan agar dibilang kerja si KPK bukan membantu si anak bagaimana mengerjakan PR. Tapu malah si KPK yang mengerjakan PR itu sendiri untuk mencari muka . Apa orang tua tidak geleng - geleng kepala. Makanya si ibu (DPR) kurang bisa menerima dan mempertanyakan cara kerja si pengasuh. Anehnya si pengasuh malah cari - cari kesalahan si ibu. apa tidak kacau namanya ?
Tentu saja saya sama seperti yang lain.Tidak berharap KPK dibubarkan sekarang, karena akan membuat koruptor kegirangan. Tapi KPK juga seyogyanya fokus ke tujuan utama lembaga itu di bentuk. Pembenahan sistem agar orang tidak bisa korupsi. Saya yakin dinegara - negara seperti Amerika atau Singapura angka korupsinya kecil bukan karena orang tidak mau korupsi. tapi karena susah untuk korupsi. Itulah tugas KPK , membuat sistem yang bikin orang sulit untuk korupsi. Kalau sekedar menangkap orang itu perkara ecek - ecek. Jangan malah ikut-ikutan polisi, orang jualan Ipad pun di babat sementara mereka jualan kasus. yang penting itu pencegahan bukan sekedar menghukum orang. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati.
Jadi kalo sampai 15 tahun korupsi dinegara ini masih seperti sekarang. Memang sebaiknya KPK dibubarkan saja. Ganti dengan formula yang lain.
Sekian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar