Rabu, 02 November 2011

Pemuda sebagai Basis Operasional dan Kaderisasi

Yakinkah anda jika ada yang menyatakan sebagian besar pelaku Peristiwa 27 Juli 1996 yang lalu adalah mereka yang tergolong pemuda ? Tampaknya kita akan menganggukkan kepala tatkala menjawab pertanyaan itu. Tayangan televisi dan gambar-gambar di koran atau majalah memperlihatkan bahwa sebagian besar yang terlibat dalam aksi itu adalah para pemuda.
Jika ditilik, bukan hanya PRD (Partai Rakyat Demakratik) saja yang melibatkan pemuda. Hampir seluruh gerakan di dunia, sejak zaman purba hingga zaman satelit inl, melakukan langkah yang sama.

Bahkan ketika Islam mencetuskan gerakan dakwahnya belasan abad yang silam. Ali bin Abi Thalib RA adalah seorang pemuda belasan tahun ketika masuk Islam dan rnenjadi orang - orang terdahulu ke-islamannya (assabiqu al awwaluuna). Usamah bin Zaid bin Haritsah adalah seorang pemuda belasan tahun ketika menjadi pimpinan pasukan muslim yang dikirim ke wilayah perbatasan Arab-Romawi pada detik-detik terakhir kehidupan Rasulullah SAW.
Ada ungkapan dari Rasulullah SAW yang menarik, sabdanya :
  • "Hati orang tua (dapat menjadi) muda di atas dua kecintaan : cinta kehidupan dan cinta harta."

Hadits yang dishahihkan Imam Suyuthy ini diriwayatkan oleh Muslim dan Ibn Maajah dan dalam lafaz sedikit berbeda diriwayatkan oleh Ahmad, At Tirmidzy dan Hakim.
Apakah yang tergambar tentang identitas muda dalam hadits tersebut ? Ya, kemudaan adalah cerminan kekuatan, kesemangatan dan kepolosan. Kondisi yang seperti itu membuat pemuda menjadi unsur yang paling mudah untuk digerakkan dan diarahkan.
Dari sifat-sifat di atas muncullah dua hal yang paling menonjol pada diri pemuda dalam sebuah gerakan. Pertama, kedudukannya sebagai basis operasional dan kedua, perannya dalam proses kaderisasi. Kekuatan dan kesemangatan membuat mereka menjadi sangat cocok bagi peran operasianal yang membutuhkan energi besar. Sedangkan kepolosannya memudahkan para penggerak untuk menanamkan nilal-nilai yang akan memotivasi aktivitas gerakan.
Rasulullah SAW sangat menghargai potensi kepemudaan ini. Dalam sebuah hadits yang menceritakan tujuh macam orang yang bakal dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, satu di antaranya pemuda yang bersemangat menghambakan diri kepada Allah (syabbun nasya-a fi 'ibadatillahi 'azza wajalla), dan seterusnya. Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhary, Muslim, Ahmad, An Nasaai, At Turmidzy dan Malik melalui jalan Abu Hurayrah dan Abu Sa'id.
Hadits ini jelas merupakan arahan bagi para pemuda untuk menyalurkan potensinya kepada kebaikan yang sejati. Kebaikan yang akan membuat mereka jaya di dunia dan juga jaya di akhirat. Berhamba hanya kepada Allah, berjuang hanya untuk kejayaan Islam, bekerja keras hanya untuk menegakkan kebenaran yang sejati. Inilah jalan hidup pemuda muslim yang sangat berharga untuk disia-siakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar